Setelah sepekan lebih cuma tidur-tiduran aja dan beneran tiduran akibat terkapar di rumah sakit. Akhirnya, hari ini saya kembali bekerja. Masih agak gagap info *padahal cuma gak update seminggu aja* dan masih penyesuaian diri untuk kembali meramu kata-kata.
Sepulang kerja, saya ngobrol-ngobrol sama kawan saya Sutji. Kami saling cerita soal hidup dan pekerjaan, yang tanpa terasa sudah dijalani genap selama 4 tahun di bulan ini. Empat tahun menjadi wartawan, dan loyal pada sebuah perusahaan. We Owe Be Ge Te pake tanda seru.
Jadi wartawan sebenarnya bukan cita-cita saya, well ya...cita-cita saya kan jadi Ibu RW hahahaaha *impian yang terlalu domestik*. Menjalani profesi ini bukan sebuah pilihan, tapi sebuah jalan. Jalan yang ada di hadapan dan saya putuskan untuk menelusurinya.
Saya gak muluk-muluk, memang pada akhirnya saya akui saya terjebak di jalan ini. Apa awalnya dari cinta ? Lebih tepatnya karena penasaran, saya suka menulis, saya coba tantangannya, lalu saya jadi terlalu sering menulis tapi jarang berimajinasi lagi.
Sudah empat tahun, apa sudah sampai di ujung jalan ? Belum
Apa kesasar di jalan ini ? tidak tahu
Apa mau memutuskan untuk maju terus atau mundur atau bahkan cari persimpangan jalan yang lain ? Sedang ditimbang-timbang.
Selama berada di jalan ini, apakah hidup saya jadi lebih baik atau lebih buruk ? Keduanya. Pekerjaan ini sangat istimewa, melahirkan rasa benci sekaligus cinta. Empat tahun ini, saya rasa tidak ada yang perlu disesalkan.
Hanya saja, secinta apapun saya pada sesuatu di dunia ini. Saya lebih cinta pada diri saya sendiri. Well hey, I'm a Leo!!
Jadi, terima kasih atas empat tahun yang disediakan. Apakah akan ada tahun kelima atau malah bakal ada hari pertama untuk sesuatu. Wallohualam Bis Showab. Manusia punya keinginan, Tuhan yang putuskan.
Kamis, 30 Januari 2014
Minggu, 19 Januari 2014
Melihat dari Jauh
Puisi ini buat seorang sahabat, yang peringatan hari lahirnya selalu diiringi hujan lebat
Sahabat, yang suatu hari bakal sibuk berat
Selamat Milad, semoga di usia yang baru makin bertambah rahmat nikmat dan rahmat
Melihat dari Jauh
Pernah aku bercerita padamu
Satu atau dua tahun lalu
Aku bilang, aku memimpikanmu
Tak percaya, dirimu pun tersipu
Aku bilang, benar, aku melihat sosokmu
Bukan yang kini, tapi bukan juga yang dulu
Aku tahu, dirimu penasaran
Aku pun melanjutkan
Menyampaikan bahwa aku melihatmu di masa depan
Kau duduk di sana
Berdasi sambil mengerutkan kepala
Mencoba jawab semua tanya
Membuat terang semua masalah
Aku pun tersenyum
Entah benar, entah salah
Tak paham duduk perkara
Cuma tahu, bahwa saat itu kau sosok istimewa
Aku tersenyum,
Entah di mana aku berada
Pikirku melayang, mengingat waktu ketika itu
Aku tersenyum,
Mengingat saat menuliskan ini untuk dirimu
Aku hanya bisa tersenyum
Sebab jika tiba saat itu
Aku sedang melihatmu dari jauh
Jakarta , Oktober 2013
Minggu, 05 Januari 2014
Merdeka Selatan
Merdeka Selatan
Awal tahun 2014 ini, sekali lagi saya merayakan kebersamaan dengan kawan-kawan yang hobi nongkrong di Merdeka Selatan. Entah sejak kapan, hubungan yang berawal dari teman liputan ini, perlahan menjadi semakin erat dan beranjak ke persahabatan.
Awal tahun ini, seperti biasa, kami mendoakan agar lifting 1 juta barel minyak per hari cepat tercapai *demi memperlancar niat saya untuk menuju pelaminan*. Semoga persahabatan kita tak lekang di makan zaman... kalau nanti kita sibuk sendiri-sendiri, jangan lupa tersenyum ketika lewat di Merdeka Selatan. Toh bagaimanapun juga, pernah ada kita dan sepotong kenangan di sana.
Sepotong Kenangan di Merdeka Selatan
Coba susuri Jalan Thamrin Sudirman
Dari sana, kau terus saja maju ke depan
Arahkan rodamu ke Merdeka Selatan
Dan simaklah apa yang akan kubacakan
Ada kalanya mereka datang sebagai pemula
Menyapa malu malu tapi banyak bertanya
Ada diantaraya sudah disana terlalu lama
Sampai menjadi kaya
Bahkan menjadi tua
Bolehlah kau sebut itu legenda
Mereka datang, duduk pulang
Oh mereka datang , duduk berjam-jam, lalu pulang
Mereka datang, menjalin hubungan, lalu pulang
Mereka datang, menjalin hubungan, berpisah, lalu pulang
Begitu saja,
Setiap hari
Setiap bulan
Setiap tahun
Sampai jadi kebiasaan
Mereka datang sendiri-sendiri bukan untuk menyendiri
Mereka datang sendiri sendiri lalu datang berbagi
Mereka datang sendiri sendiri, berbagi lalu bernyanyi
Mereka datang sendiri-sendiri dan menjelma jadi 'kami'
Jika suatu saat kami ini tiada
Atau perlahan pikir mulai lupa
Biar hati saja yang arahkan
Jalan terus ke merdeka selatan
Dan temukan sepotong kenangan
@goestyong, Jakarta 2 november
Awal tahun 2014 ini, sekali lagi saya merayakan kebersamaan dengan kawan-kawan yang hobi nongkrong di Merdeka Selatan. Entah sejak kapan, hubungan yang berawal dari teman liputan ini, perlahan menjadi semakin erat dan beranjak ke persahabatan.
Awal tahun ini, seperti biasa, kami mendoakan agar lifting 1 juta barel minyak per hari cepat tercapai *demi memperlancar niat saya untuk menuju pelaminan*. Semoga persahabatan kita tak lekang di makan zaman... kalau nanti kita sibuk sendiri-sendiri, jangan lupa tersenyum ketika lewat di Merdeka Selatan. Toh bagaimanapun juga, pernah ada kita dan sepotong kenangan di sana.
Sepotong Kenangan di Merdeka Selatan
Coba susuri Jalan Thamrin Sudirman
Dari sana, kau terus saja maju ke depan
Arahkan rodamu ke Merdeka Selatan
Dan simaklah apa yang akan kubacakan
Ada kalanya mereka datang sebagai pemula
Menyapa malu malu tapi banyak bertanya
Ada diantaraya sudah disana terlalu lama
Sampai menjadi kaya
Bahkan menjadi tua
Bolehlah kau sebut itu legenda
Mereka datang, duduk pulang
Oh mereka datang , duduk berjam-jam, lalu pulang
Mereka datang, menjalin hubungan, lalu pulang
Mereka datang, menjalin hubungan, berpisah, lalu pulang
Begitu saja,
Setiap hari
Setiap bulan
Setiap tahun
Sampai jadi kebiasaan
Mereka datang sendiri-sendiri bukan untuk menyendiri
Mereka datang sendiri sendiri lalu datang berbagi
Mereka datang sendiri sendiri, berbagi lalu bernyanyi
Mereka datang sendiri-sendiri dan menjelma jadi 'kami'
Jika suatu saat kami ini tiada
Atau perlahan pikir mulai lupa
Biar hati saja yang arahkan
Jalan terus ke merdeka selatan
Dan temukan sepotong kenangan
@goestyong, Jakarta 2 november
Langganan:
Postingan (Atom)