Di Pulau Isa Nublar, hiduplah empat Velociraptor yang tumbuh
bersama. Mereka adalah Tinki Winky Blue, Charlie, Delta dan Echo. Selama
bertahun-tahun, mereka hanya hidup di dalam kandang, dilatih oleh
pawang paling seksi sedunia Owen Grady, yang keseksiannya sejajar
dengan aktor Chris Pratt (iyalah oknumnya sama).
pic cr to google |
Owen mengasuh
mereka sejak bayi, Blue dan saudarinya menganggap Owen seperti ayah
mereka. Waktu berjalan, Blue – Charlie – Delta- Echo pun beranjak
remaja. Blue menyadari ada yang tidak beres dengan pawang yang
ngaku-ngaku sebagai ayah mereka ini.
Blue : Kok, bapak kita beda sama kita ya ?
Charlie : Iya, Bapak kita seksi banget. Bikin aku keblingsatan tiap lihat dia.
Delta,
raptor paling cerdas di antara mereka pun menjelaskan, bahwa mereka
dan ayahnya memang spesies yang berbeda. “Ayah itu manusia, sementara
kita cuma hewan purba,” kata Delta. Ia heran para saudarinya tidak
menyadari perbedaan ini sejak dulu. Delta menceritakan awal mula ia tahu
bahwa ia dan ayahnya tidak memiliki hubungan darah.
“Pernah suatu ketika Papa nyuruh aku makan beling, terus aku bilang ke Papa aku ini raptor. Bukan kuda lumping.”
Saat
mendengar jawaban Delta, sang Ayah yang seksinya minta ampun itu pun
terdiam. Lalu, Owen menjelaskan bahwa ia hanya mencoba agar Delta
mengerti posisinya. “Aku cuma mau kesan kalian hewan pemangsa itu
hilang. Lebih baik kalian berubah image jadi hewan kesurupan dari pada
terus dicap sebagai hewan yang jahat,” Delta menirukan ucapan Owen saat
itu.
Owen , kata Delta, lalu mengungkap jati dirinya pada
Delta. Ia mengatakan bahwa sebenarnya ia bukanlah ayah mereka. Mereka
lahir dan diciptakan dari hasil rekayasa genetika.
“Anjrit,
gue pikir selama ini kita lahir dari hasil Rekayasa Cinta . Gue pikir
kita masih keturunan Camelia Malik, makanya montok begini,” Charlie
menanggapi.
Mendengar cerita Delta, Blue sama sekali tidak
kecewa. Ia justru bersyukur, karena selama ini sebenarnya ia memendam
rasa pada Sang Ayah angkat. “Gilak!! Lo kenapa baru bilang sekarang sih
Del ? Gue tuh dari dulu pengen nyatain cinta ke Owen, tapi takut
durhaka. Gue takut kalo nyatain cinta, si Owen ngamuk terus gue dikutuk
jadi tokek!!! Cuy, Gigi gue mau dikemanain kalo gue jadi tokek coba ?!”
Delta
pun menggelengkan kepala mendengar jawaban para saudarinya. Ia heran,
apa selama ini saudarinya tidak pernah bertanya-tanya pada Owen tentang
asal usulnya ? Kenapa mereka sangat berbeda.
Blue tak terima
dinilai rendah oleh Delta. Ia pun menjawab. “Ah, gue juga pernah nanya
sama Owen. Gue nanya ke dia, kenapa nama gue jadi Blue ? Kalo diurut
abjad nama gue mestinya Beta. Apalagi dia selalu nyebut dirinya Alpha
sama kita.”
“Terus, Owen jawab apa ?” Tanya Delta Penasaran.
“Kata Owen dia gak kasih nama gue Beta, karena gue bukan berasal dari Ambon.” Blue jawab sekenanya.
“T*eeeeekkkkk!” Delta emosi.
Charlie pun tak mau kalah. Ia sekarang paham kenapa Owen pantang menyerah mengajarinya lagu “Ada Raptor Bertanya Pada Bapaknya.”
Ada raptor bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa ?
Ada raptor bertanya pada bapaknya
Makan manusia kenapa tak berguna ?
Ternyata,
pikir Charlie, Owen benar-benar berniat melatih mereka menjadi Raptor
yang berbudi pekerti dan menghormati hak asasi manusia.
“Tapi itu percuma!!!” Charlie bangkit tiba-tiba. “Pada hakikatnya kita itu Raptor dan gak bakal bisa diubah!”
“Emang apa hakikat Raptor ?” Delta bingung.
“Lah, emang lau gak tahu Raptor itu singkatan dari apa ? Coba Blue jelasin!”
Blue pun menjelaskan, bahwa RAPTOR itu adalah singkatan dari ;
R …. Raptor namanya
A….Abang Chris Pratt idolanya
P…..Pengennya kawin ama abang Chris Pratt
T….. Terus bulan madu ama si abang
O….Orang dibilangin pengen kawin sama Chris Pratt
R….Resek deh nanya-nanya terus!!!
“Noh!!!!” jawab Blue puas. Tiba-tiba terdengar derap lari raptor lainnya, kali ini si Echo…paling bungsu.
“Cuuuuyyyy…..buru
Cuyyyyyyyyy…..ada babi lepas!!!” teriak Echo. Mereka semua pun berlari
mengejar si babi, berebut untuk jatah makan hari ini.
“Enaknya diapain nih ? Kita panggang apa semur ?,” kata Charlie yang sudah berada di paling depan.
“Diapain aja terserah Char, tapi jangan pake garem. Gue lagi diet mayo soalnya!!!” Delta yang berada di paling ujung menanggapi.
Tak
disangka, begitu di TKP bukan cuma babi yang mereka jumpai. Ada bonus
manusia, tepatnya pegawai baru, yang jatuh ke kandang bersama babi. Gigi
tajam empat raptor itu pun bergemeretak, penasaran untuk mengoyak
daging manusia. Baru siap-siap mereka akan menerkam manusia ceking itu,
tiba-tiba terdengar suara Owen.
“Hey….stop..stop,” teriak pawang pujaan mereka.
Blue
dan Charlie saling lirik. Mereka melempar kode , “Apa si Owen kita
terkam aja ya ? Lagian dia bukan bapak kita ini,” kata Blue penuh
nafsu.
“Ho oh……gue udah gak sabar buat cakar-cakar pawang
keceh ini dari dulu. Errrrrrrr,” geram Charlie. Sayang, Owen salah paham
geraman gemez Charlie sebagai geraman kelaparan.
“Wuooo….wuoooo, Charlie. Mundur,,,mundur. Ayo inget…lagu Ada Raptor bertanya pada bapaknya.”
Charlie
menatap tajam Owen. Kampret, pikir Charlie, lagu itu lagi. Lagu yang
bikin Charlie merasa hina kalo sampe icip daging manusia. Kesannya dia
binatang purba yang ga tahu norma susila.
“Eitttsss….Delta, aku tahu kamu di belakang aku. Jangan coba-coba serang aku dari belakang,” ujar Owen sambil menoleh.
Delta
pun menyesal, padahal tadi niatnya nongol dari belakang cuma mau
mengagumi bokong Owen yang super seksi. Bokong yang bikin Delta meleleh
tiap melihatnya.
“Duhh, ketahuan lagi kan gue,” ujar Delta.
“Blue, Charlie…kalo lo berdua suka sama tampangnya Owen terserah deh.
Gue Cuma naksir ama pantatnya. Plisss disisain buat gue.”
Owen
yang tak paham apa arti geraman percakapan para raptornya itu pun
panik, apalagi tiba-tiba si Echo nongol dari samping dan ikut menggeram
dengan nada tinggi. Dia pikir Echo bakal ikut menerkamnya. Padahal, Echo
cuma teriak … “Mana babinya ? Mana babinya ? Lah kok si Owennnnnnn ?
Yang ini mah ga enak buat dimakan. Enaknya buat dikawinin,” kata Echo
polos.
“Antri Loe!!! Gue dulu yang tuaan yang dapet Owen,” Blue menjawab dengan emosi.
Kepanikan
makin menjadi, Owen berpikir raptor-raptor yang diasuhnya sejak bayi
ini sedang berkompromi bagian tubuh mana yang akan mereka kunyah lebih
dulu dari jasad Owen. Sementara para penjaga kandang sudah bersiap
dengan senjata mereka untuk menembak para Raptor.
“Jangan ada yang tembak!!!!!” Perintah Owen , “Mereka raptor gue!! Kalau kalian tembak, nanti mereka gak percaya lagi ama gue!”
“GILAKKKKKKKKK!!!!”
Teriak Blue , “Kalian denger kan tadi Owen ngomong apa ??? Mereka gak
boleh nembak kita, kita itu cuma miliknya.”
“Oucchhhhh so
sweet amat sih Bang Owen,,, tembak aku dong Alphaku. Pimpinlah aku
dengan keposesifanmu. Uhuyyyy,” Charlie menanggapi penuh semangat.
“Ahahaahaha, Jinakkan aku Bang!” Echo ikut-ikutan.
“Eya…eyaaaa…eyaa,”
Delta memeriahkan suasana sambil mendorong moncongnya ke tubuh Owen.
Ini membuat Owen salah kaprah, dan justru berlari dari mereka.
“Yahhhh kabur,” kata Blue yang kali ini kesal.
Sementara
Owen berpesan pada kawannya si manusia ceking untuk tidak pernah lengah
dan membelakangi para raptor. Apalagi raptor-raptor ini hobi menggoda.
“Massssss…….Rrrrrrrrrrrrrrrr!! !”
Goda Charlie yang sebenarnya ditujukan untuk Owen yang kini terpisah
terali besi, tapi justru ditangkap oleh si manusia ceking sebagai pesan
menakutkan.
***
Kejadian itu ternyata
berakibat buruk bagi hidup mereka. Dinilai kembali liar, 4 raptor yang
berhasrat tinggi pada pawangnya itu pun dihukum. Owen pun tidak
mengunjungi mereka lagi, kabarnya dia terpikat pada wanita berambut
merah di pulau itu.
Tak lama, mereka melihat penampakan pawang kesayangan mereka. Owen masuk ke pintu kandang dengan membawa sebongkah daging.
Semula
Owen tampak berbincang dengan laki-laki gendut dengan lemak
menggelambir di perutnya yang menggoda rasa lapae para raptor.
Sebentar-bentar Owen melirik ke arah para raptor, lalu sibuk berbincang
lagi dengan para manusia. Hingga akhirnya, Delta mendengar Owen berujar.
“Kalau terpaksa melakukannya, harus pake cara gue.”
Para
raptor saling berpandangan, cuma itu yang mereka bisa. Kalau harus
saling berdendang agak susah, soalnya gak ada suling dan gendang yang
bisa mengiringi.
Blue yang pertama dihampiri, Owen membawa
sebongkah daging itu untuk dicium Blue. “Cari dia sampai dapat,”
perintah Owen. Hal yang sama dilakukan kepada Charlie, Delta, dan Echo.
Dalam hati, Delta berpikir….Owen meminta mereka untuk move on dan
mencari reptil (jantan) lain untuk menggantikannya. Delta sebenarnya
berat melakukannya, tapi jika harus sendiri dengan Owen, ia juga tidak
sanggup. Takdir reptil adalah hidup sebagai komunal. Jika saudarinya
memutuskan pergi, ia akan pergi juga.
Delta menatap ke arah
Blue, yang tampaknya sudah bulat menatap ke depan. Siap meninggalkan
Owen dan memburu reptile yang lebih baik. “Baiklah, kalau memang harus
move on , lebih baik kita move on berjamaah. Supaya pahalanya berkali
lipat,” pikir Delta.
Ikatan moncong mereka dibuka, begitu pula
dengan kunci-kunci lain yang terasa mengendur. Delta memberi kode
kepada Echo untuk bersiap-siap, saat Blue berlari, yang lain harus
menyusul dan mengejarnya. Tinggal gerbang yang akan dibuka, begitu
gerbang terbuka…Blue dan raptor lainnya akan melesat.
2…..1……..
“INDOMINUSSSS REXXXXXXXXX!!” teriak blue sambil berlari kencang…… diikuti Charlie, Delta, lalu Echo.
“Hahhhh ? APaaaan sih ? Charlie…tadi si Blue ngomong apa dah ?” tanya Delta sembari mengejar kedua saudarinya.
“Tauk apaaan….yang gue denger Indomisaurus Rex,” jawab Charlie , yang kelihatan kalo dia sama budegnya.
Delta
yakin jawaban Charlie salah, maka ia bertanya pada Echo, raptor paling
muda. Kali aja pendengarannya lebih baik. “Echooo….lu denger kaga tadi
nama reptile yang mesti kita kejar ?” tanya Delta sambil menoleh ke
belakang, tempat si bungsu masih berlari dan berusaha mengejar
saudarinya.
“Dengerlah, loe kira gue bolot apah!” jawab Echo ngos-ngosan.
“Nah, apaan namanya ?”
“Indomii
Durex!!!!” Echo menjawab sambil melesat ke depan. Sekarang mereka semua
sejajar, tapi Delta bingung….reptil apaan yang diciptainnya pake mi
instan ama lubrikan begitu ??
Melihat para raptornya yang
berlari kencang, Owen pun mempercepat laju motor besarnya. Mencoba
sejajarkan diri dengan para raptornya. Badasss!!!!
“Gokillllllll…..Owen macho abis booow di samping kitah,” kata Charlie, sempet-sempetnya.
“Ho
oh…btw ini kayanya gue udah nyium bau sih indomisaurus deh,” kata Blue.
“Harusnya sih udah deket, tapi gue masih mao maen lari-larian ama Abang
Owen nih…., gimana dong ??”
“Fokus…Blue..Fokus!!!” kata Delta
“How Can I, Del ??? Now..i’m blue, later I’m black. When Chris Pratt Next To You, you must have heart attack!!”
Blue and Chris Pratt.. "Now i'm blue, later i'm black. When Chris Pratt Next to you, you must have heart attack!" |
“Jiahhhh dia pantun!!! Buruuu cari tuh reptil mi instan!” Delta menyahut.
Tiba-tiba blue berhenti , mengamati pergerakan sekitarnya. “Sis…..doi ada di balik pohon,” bisik Blue pada sodari-sodarinya.
Benar
saja, seekor reptil raksasa muncul. Penampakannya ganjil, seperti T-rex
yang kebanyakan makan mi instan dan memakai durex. “Halow,” katanya
gugup.
“Wuoooooohhhhh….gede banget,” ucap Echo takjub. “Nama, Asl, Pls ?” lanjut Echo.
“Kalian
pasti disuruh nyari gue ya, gimana ? Gue okeh gak menurut kalian…gue
keluar dari kandang soalnya bete sendirian di sana. Kalo kalian ada yang
minat, mau ga jadi pasangan gue ?”
“Ehmmm badan lo bisa gede gitu dikasih makan apa sih ?” Echo masih penasaran.
“Makan
sih biasa, tapi gue dikasih supplemen susu. Susu L-Rex, trust me..it
works! Badan gue gak Cuma jadi kotak-kotak, tapi trapezium-trapesium
gini. Gimana, mau ga ?”
“Ehmmm…halow, Indomisaurus. Gue Blue,
pimpinan geng. Bukannya gue gak sopan ya….tapi kita kan baru kenal, masa
lo udah ajak jadian ? Lagian elo tuh bukan tipe kita,” Blue menjawab
judes. Jujur dan Pedes.
“RRRRRRRRRRaaaaaaaawwwwwr!!!!”
Indomirex gak terima jawaban Blue. “Loe bilang gue bukan tipe loh ??
Terus yang kaya gimana yang tipe kalian ?”
Sontak, 4 raptor
itu pun menoleh ke belakang. Mencari sosok paling tampan yang sedang
bersembunyi di balik batang kayu…dan menatap wajahnya. Bang Owen. Dengan
penuh cinta.
Owen yang ditatap 4 raptor serta satu Indomirex
itu pun mulai merasa gak enak. Dia pikir ada persekongkolan di antara
hewan purba itu.
“Wen, ada apa ?” tanya kawannya.
“Ada yang gak beres, tampaknya mereka lagi berbincang-bincang.”
“Ya iyalah berbincang, lo pikir dari tadi mereka ngapain ? Arisannnnn?” jawab kawannya nyolot.
Indomirex
gak terima kekalahannya, dia ga sudi dibandingin dengan Owen oleh 4
raptor cabe-cabean itu. “Kalo dia gue telen, kan gue jadi paling ganteng
di Jurassic World,” kata dia.
“Berani lo nyentuh dia, gue
sunat lo pake gigi gue!!!” Ancam Blue. Perkelahian pun tak bisa
dihindari. Semua lari terbirit-birit.
Blue, Charlie, Delta,
dan Echo mati-matian berjuang melindungi Owen. Satu per satu saudari
Blue tewas dibantai reptil bongsor itu. Tersisa Blue, yang kini berjuang
sendirian.
Tanpa diduga, seorang wanita berambut merah
berlari kencang. Menggunakan high heels, ia membawa T-Rex yang mengejar
di belakangnya. T-Rex si legenda. Blue menengok ke Owen, memastikan
pujaan hatinya aman, namun yang ia lihat adalah kenyataan yang pahit.
Baru kali ini ia melihat Owen sebegitu cemasnya , Owen menatap si wanita
berhak tinggi dengan kecemasan luar biasa. Blue pun sadar tatapan itu
adalah cinta, dan cintanya…bertepuk sebelah tangan , oke Blue gak punya
tangan, ….cintanya gak berbalas.
Rex datang dan mengoyak si
Indomisaurus, Blue yang tak punya tujuan hidup, setelah ditinggal
saudari-saudarinya dan menyadari cintanya tak mungkin berbalas, langsung
melompat ke area perkelahian. Membantu Rex menghabisi reptil bongsor
jadi-jadian.
“Tadi gue bilang apa ?? Lo sentuh Owen, gue sunat lo pake gigi gue!!! Sunattttttttt!!!!!!!”
Blue
maju pantang mundur..menghabisi nyawa Reptil jadi-jadian. Setelah
pertempuran usai, Blue pun menatap Owen untuk terakhir kalinya…….lalu
meniti jalan yang sepi, sambil bernyanyi.
“I’d go hungry..i’d
go black and blue. I’d go crawling down the avenue..You know there’s
nothing that I wouldn’t do….to make you feel my love.”
Bye Owen….
See you on the next galaxy
3 komentar:
I love your story
II love you Mz pratt
Giling...hihihi...
Thank Youuuuuuu @christiana Laura dan @cemara angin
Posting Komentar