Tampilkan postingan dengan label Yang Idola. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yang Idola. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Juni 2019

Review Super Junior Show 7S: Lepas Usia, Lepas Rindu, Lepas Baju!


Sebelum konser dimulai 



Gimana jadinya kalau nonton konser saat idola kita dan kita sendiri sama-sama menua?
Begitulah yang terjadi di konser Super Show 7 S Super Junior di ICE BSD, Sabtu 15 Juni 2019, semalam. Meski debut sejak 2005, mendunia lewat 'Sorry-Sorry' sejak 2009, Suju sendiri baru datang ke Indonesia pada 2011.


Waktu itu mereka datang buat acara KIMCHI, sumpah gue lupa kepanjangannya. Pastinya saat itu usia gue juga masih awal 20-an...uhuk.  Super Junior juga, masih mayan komplit dan muda-muda. (Ulasan gue pun masih berantakan lah).

Mereka baru gelar konser resmi di 2012 lewat Super Show 4 YANG TIKETNYA GAK BISA DIBELI ONLEN! Kita kudu antri berhari-hari demi beli tiketnya di sebuah hotel di kawasan Slipi. Untung gue masih muda, jadi sanggup. 

Sushow 4 berlangsung di MEIS, Ancol, yang waktu mereka konser bahkan GEDUNGNYA AJA BELOM JADI! Masih berdebuuuu.....masih bangun sana-sini, belom banyak jajanan. Sedih dah. Meskipun dari sisi lokasi dan tata letak gedung sebenernya udah okey banget buat jadi arena konser, sayang sekarang terabaikan. 

Dulu, konsernya malam sebelum lohor kita udah ada di TKP. Di kisaran lokasi konser, sambil cari makan dan siap-siap antri biar dapat posisi depan ketemu idola. Masih kuat, masih muda. 




Sekarang, meski rasa cinta dan hawa nafsu masih sama besar...faktor umur membuat kemampuan fisik kami terbatas. Konser jam setengah 7, jam 5-an sore aja baru jalan ke TKP. Masuknya belakangan aja, kalo semua udah masuk. Nontonnya belakang-belakang aja gak apa-apa, yang penting bisa nafas ama duduk kalo capek. 

Gue paham bener kalo Super Junior separuh dari penampilannya lypsinc, kan seumuran kitah! Gak usah dia joget-joget nonstop di panggung, gue yang antri kamar mandi 20 menit berdiri aja langsung encok. Gak bohong umur, mah. 

Ini juga sempat jadi bahasan gue dan kawan-kawan sebelum ke lokasi konser, seperti kita ketahui bersama sebelom ke Jakarta..saudagar kaya raya Choi Si Won kan liburan di Bali tuh sister sekalian. Membuat kami berpikir, "Lah emangnya dia kaga gladiresik gitu dan latihan-latihan dulu sebelom konser?"

Saudagar Choi leha-leha di Bali sebelum konser, pic cr: instagram @Siwonchoi 



Mungkin yaaa...mungkin loh ini, karena mereka udah bawain dan jogetin lagu ini belasan tahun ya udah apal gitu jadi kaga perlu si Saudagar Siwon latihan. Atau, seperti kata temen gue Ka Nao berkata. "Paling dia mikir, udahlah gak usah latihan Siwon buka baju aja udah kelar tuh konser. Mau kaya gimana, bakal teriak-teriak juga kita liat dia buka baju."

Gue pun meng-iyakan. Ner uga, Siwon mao kaga bisa nyanyi juga kaga napa, dia buka kemeja kelar semua masalah dunia.

Sebenarnya, bukan cuma si idola doang yang tampak kurang persiapan. Fans juga, misal gue dan kawan-kawan tidak ada yang membawa lighstick, hahahha.

Bahkan salah satu temen gue tanpa sadar legingnya sobek, terus gue bilang... "Tenang aja Kak, abis konser juga udah copot semua itu leging kaga bakal berasa."

Begitulah, itu sebelum sadar kalo konsernya Super Junior meskipun menua masih bisa bikin keringetan luar dalam juga. Dahsyat. 


Super Junior Masih Panas...
Nah, saat gue berpikir gue sudah menjadi fangirl yang lebih rasional seiring bertambahnya usia dan dengan segala kebijakan dari pengalaman hidup. Ternyata gue salah, besar!!

Fangirl tetaplah fangirl, mau setua apapun kamu dan sepahit apa hidup menerpamu, saat bertemu idola hilang semua kewarasan dan batas-batas keimanan. Puasa 30 hari untuk latihan menahan hawa nafsu, bablas dalam semalam!

Lokasi nonton gue di purple B, mahal...tapi masih jauh dari idola. Harusnya ini masuk sejak jam 3 atau 4 sore gitu, gue mah lengang aja dan baru masuk jam 18.25, lima menit sebelum konser. 

Lagian, gue pikir, gue ga perlu deket-deket amat lah ini sudah konser ke sekian kalinya melihat Suju. Gue pernah dari jarak dekat, dan dekat banget sampe disapa LeeTeuk sendirian (nanti ini terpisah ceritanya, hehe).

"Aku gak ingin maksain diri," kata gue ke diri sendiri. YA, KALI. 

18.30 ...lampu mati, pengumuman safety dari pihak gedung. Fans jerit-jeritan. 

"Apaan sih ni, gak pernah ditegor satpam kali ya bocah-bocah." Pikiran julid gue. 

Lalu, lagu Indonesia Raya dikumandangkan dan seluruh fans bernyanyi. "Oh, okay," pikir gue, mulai merinding. 

Langsung lah VCR-VCR itu nongol, mukanya satu satu di zoom dan fans makin histeris. "Apaan dah, norak. Video doang itu belom orangnya," kepala gue berkata, tapi wajah gue memerah dan senyum-senyum. Lain di hati, lain di birahi. Sampah!

Gak lama, Ryeowook membuka dengan main piano..lalu se-ICE BSD gempar. "Apaan dah, Ryeowook doang itu...Ryeowook sister kita bersamaaa!" Kata gue lagi, tapi maju lima langkah. Bangke! Gitu terus, maju mundur sampe dapat spot yang pas. 



Black Suit jadi lagu pertama, kecuali soal nada-irama, dan bagian chorus..gue gak hapal-hapal banget lirik lagu ini. Tapi tiba-tiba badan gue goyang sendiri, aneh! Ini ICE BSD pasti ada penunggunya nih, kalo gak jin alay ya jin doyong!

Habis itu mereka bawain lagu Superman yang liriknya sangat dalam itu, yang mengukuhkan posisi mereka sebagai senior Kpop dan masih bertahan. Mereka nyanyinya sih duduk aja, tapi gaya pangeran gituuu....pujian gue berikan pada penata rambut Leeteuk.

Bener-bener mirip pangeran di komik-komik si Abang LeeTeuk, Aku jadi sayang...



Kalo tadi badan gue doyong-doyong di Black Suit, pas nyanyi Superman...tau-tau tangan dan jari gue ngacung ke atas kaya peserta aksi kampanye pilpres yang lagi heboh. Aneh dah!

"Bam..bam..bam...bam bam...bam!" Super Junior we are super super man!" Tau-tau gue ikut teriak. Bodo ah!

Sekitar 3 lagu, lalu mereka perkenalan..tiba tiba aku lihat jodohku (UHUK!) Lee Dong Hae ganti baju, pake lengan bunting baju kokoh-kokoh warna merah gitu. Sementara yang lain pake jas a la pangeran rapi. "Ya ela Bang, nanggung amat..buka aja udah."

TUH KAN, AKU MULAI LIAR! Ini keluar sendiri pikiran kaya gitu, astagfirulloh.

Masuk sesi perkenalan, gue sangat bangga babang-babang gue ini belajar bahasa Indonesia dan menyapa kami. Kecuali saudagar Choi saudarah-saudarah, sejak jadi duta Unicef ..saudagar Choi ini aktif sekali berbahasa Inggris. Dia effort banget ngomong English dari awal sampai akhir, tapi kalo agak capek sedikit dia balik bahasa Korea lagi.

Tapiiiiii, tiap ngomong bahasa Inggris kata-kata yang keluar dari mulutnya itu positif semuaaaaa. Gue sangat yakin dia belajar bahasa Inggris bukan buka kamus, tapi buka alkitab!

"Ingat hidup cuma sekali, cintai diri kalian," begitu ujarnya. Gue sampai bertanya-tanya, MARIO TEGUH APAKAH ANDA MERASUKI PIKIRAN SAUDAGAR CHOI???



Waktu gue bilang Saudagar Choi ini seperti motivator karena ngomong positif terus, salah satu kawan di grup whatsapp menanggapi dengan selow tapi epik. 

"Ya kan dia duta organisasi internasional, kudu menebar kebaikan. Masa menebar ujaran kebencian."

Bener juga, lebih baik Saudagar Choi dirasuki kata-kata motivasi Mario Teguh ketimbang kerasukan Fadli Zonk.

Minggu, 13 Januari 2019

Review K Drama Memories of The Alhambra; Duda, Granada, dan Cinta!

Akhirnya, setelah sekian lama bisa juga menulis blog ini. Kali ini gue bakal bahas drama terbarunya Oppa (kesayangan kita semuah) Hyun Bin…..!!



Merasa ndak sih, setelah Secret Garden tahun 2010 lalu, Oppa tamvan kita ini agak kurang beruntung mendapat drama atau film yang ditawarkan kepada dia. Habis Secret Garden, si Oppa kan wamil tuh (dan sempat visit ke Indonesia!), terus habis itu dia comeback gak ada yang greget banget gitu. 

the unforgetabble scene from Secret Garden, huhuhuu


Drama terakhirnya 2015; Hyde, Jekyll, and Me kurang begitu sukses. Meski di situ dia meranin dua karakter sekaligus, tapi naskahnya gak bangettt…jadi nda begitu sukses. Tapi tenang Oppa, aku fans abadimu..sejele apapund dramamu tak mengurangi ketamvananmu…eh..loh. 

Tapi dari sisi film, karakter si Oppa mayan ngembang kaya adonan roti didiemin sejam. Kecuali yang zombie-zombie terakhir itu, gue sih paling suka si Oppa Hyun Bin ini pas di The Swindlers yak..jadi pencuri dan penipu ulung gitu. CURI HATIKU DONG, OPPA!

Hyun Bin and the gang di The Swindlers!


Beklah, kita masuk ke drama barunya yakni Memories of The Alhambra. Sebelum gue review lebih jauh, gue mau bilang di awal dulu:

THIS IS SUCH A BEAUTIFUL DRAMA EVER………!!! LOVE LOVE LOVE!



Beautiful places, beautiful actress, beautiful Hyun Bin, beautiful story, dan gara-gara drama ini…aku mao ke Granada, Plisss!

Okay, kita masuk ke Beautiful Story dulu ya:

Beautiful Story
Duh TvN mesti banget diakui paling andal menyajikan drama yang storynya tidak biasa. Ndak mainstream seperti tv lain yang hobi sajikan tema; adzab dan mistis (LOH INI MAH TV LOKAL). 

Kali ini TvN lagi lagi mengangkat tema yang gak biasa, soal dunia games. Meskipun soal percintaannya masih manusia dengan manusia, gak kaya Goblin di mana yang satu manusia satu lagi makhluk halus. 

Untung yang bikin orang Korea itu drama Goblin, kalo dibikin sutradara lokal sini pasti udah dihujat jadi drama musyrik! 

Nah, Hyun Bin di sini menjadi Yoo Jin Woo CEO perusahaan gamers terkemuka yah ibarat kata di bosnya Mobile Legend atau PUBG yang lagi naek daun itu. Dan tiba-tiba dia dapat email dari seorang pemuda bernama Jung Se Ju (tamvan juga) soal games AR-nya yang dia ciptakan dengan lokasi di Granada, tempat ia bermukim.

Duh aku lagi main game, jatuh, tapi tetap tamvan!


Memainkannya kaya main pokemon Go gitu, jadi pemainnya mesti jalan-jalan buat kalahin musuh, dapat senjata, dan lainnya. Dan games ini masih uji coba, dan tentunya dicoba oleh Hyun Bin. 

Dilalah, pencipta games ini tidak diketahui keberadaannya, Yoo Jin Woo sambangi ke Granada dan hanya bertemu dengan kakaknya, yakni Jung Hee Ju (diperankan Park Shin Hye). Jin Woo pun mendekati Hee Ju secara bisnis untuk beli hak cipta game yang dirancang adiknya itu, dan sukses. 

WHY U TAMVAN BANGET


Jadi selama beberapa episode awal, kalian tidak akan dapat adegan cinta-cintaan! Sabar! Cinta di dunia nyata aja lebih lama datangnya, di drama boleh dong tarik ulur dikit. 


Minggu, 22 Juli 2018

Review: Meteor Garden 2018, antara Nostalgia dan Aktor Muda

Setelah sekian lama dunia tampak kurang sanggup memasok drama yang bisa bikin hati naik turun, akhirnya hadirkan drama lawas dengan pemain-pemain baru menjadi pilihan.

The New F4 


Kali ini, untuk kesekian kalinya, adalah remake drama yang diangkat dari komik Jepang ‘Hana Yori Dango’ atau ‘Boys Over Flower’ atauuu…..pertama-tama dikenal di para hati wanita senusantara adalah ‘Meteor Garden’.

Meteor Garden adalah drama yang pertama kali mengadopsi ‘Hana Yori Dango’ dari komik ke layar kaca, diproduksi oleh Taiwan. Negara yang kalo gak ada Meteor Garden, gue bahkan gak tahu kalau itu ada. Jelek emang geografi gue.

Meteor Garden bukanlah drama Asia pertama yang gue suka, karena sebelumnya udah ada itu Endless Love (Korea), Rindu-Rindu Aizawa (Jepang), Putri Huan Zhu (China), dan Maria Mercedes..


 (ITU MEXICO!! Bukan ASIA!)…

Biasa aja dong...iya tahu salah, Thalia dari Mexico

Baiklah, intinya dari Meteor Garden ini terbuka lah mata hamba bahwa drama Taiwan juga layak tonton. Dan memang abis itu kan banjirlah impor drama Taiwan ke tivi tivi lokal, mulai dari MVP Lovers (5566!), Dolphin Bay (Sio Kang!!), Mars, Twins, dan lainnya. Ini kalo pada inget berarti kita seumuran…

Balik ke Meteor Garden, anjirr lah ini drama! Tayang jam 9 apa 10 malam di Indosiar itu, kelar jam 11. Ini jam segini kalo gue udah jadi wanita kurir kaya sekarang sih gak apa-apa, tapi waktu itu gue masih duduk di bangku sekolah SMA.

Pagi-pagi, habis nonton besoknya heboh cerita di kelas. Tao Ming Tse itu bikin tulang di tubuh menghilang, lemas akutu tiap liat aksi beliau!



Nah, dulu situs-situs donlod ama streaming kan belom lazim. Jadi kalo mo nonton drama duluan, kita rental DVD. Waktu itu gue sekolah di kawasan Bendungan Hilir, sama beberapa teman kami sewa DVD ampe ke kawasan Binus, Rawa Belong. Binus waktu itu memang dikenal sorga rentalan dvd, komik, games, dan hal hal bajakan.

Kami waktu itu patungan ganti-gantian, biar pas sewa abis bisa perpanjang. Di kelas udah gak fokus belajar, bahas nanti sore balik sekolah nonton di rumah siapa?? 

Janjinya sih dua episode tiap hari, tapi begitu liat A Tse cipok Sanchai…episode yang sama diulang dua kali, terus tambah episode baru.

Tau-tau malam datang. Besok gitu lagi. Abege abege napsuan emang (ampe jadi tante juga masih napsuan).

Ini kayaknya hampir dua minggu kami begini, gak fokus di sekolah. Izin ke orang tua pulang telat, kadang jujur bilang mao nonton. 

Tapi, gue izin mau nonton terus selama 4 hari, hari ke 5 Bapak gue nanya.
“Tiap hari nonton terus, situ pelajar apa pegawai lembaga sensor?”

Jleb!

Akhirnya besok-besok diselingi kebohongan kecil, bilang belajar kelompok. Untung bapak emak gak pernah nanya rinci.

Kalo ampe Bapak gue nanya belajar apaan? Gue bisa aja jawab. “Belajar mencintai dengan tulus seperti cinta A Tse kepada Sanchai.”

Apa lu kata?


Gak apa-apa sih, paling gue cuma dicoret dari daftar ahli waris.

Ini saking gilanya kami ama Meteor Garden, itu kan kalo hujan deras sekolah kami suka kebanjiran. Kami ampe berdoa semoga banjir beneran, biar bisa pulang cepet terus nonton Meteor Garden di rumah seorang kawan.

(Kalo ampe Guru SMA gue ada yang baca ini blog, semoga maaf kami diterima Ya Alloh).

Jadi, sekolah kami itu letaknya di antara Bendhil dan Karet. Kalo hujan deras, sebenarnya kalo masuk dari arah Karet masih aman. Tapi kalo masuk dari arah Bendhil karena ada kali di situ, udah banjir abis.

Tiap ujan deres banget, udah sengaja banget gue dan kawan-kawan lewat Bendhil. Gak ada niat suci untuk menimba ilmu. Pelajar jaman old prinsipnya ilmu bisa dicari, Tao Ming Tse gak bisa ditahannn. (dasar abege napsuan!)

Intinya begitulah dahsyatnya efek Meteor Garden. Lalu habis itu hadirlah remake-remake negara lain, yang tiap bikin remake juga bikin hormon meroket 100%.

Lalu, belasan tahun kemudian, di kala kami-kami sudah mulai siap menerima kenyataan bahwa lelaki seperti Tao Ming Tse itu fiktif belaka. Negara Taiwan, dengan sadisnya, membuat remake Meteor Garden yang ditaburi daun-daun muda belia.

Ambruklah pertahanan kami. Abege nafsuan kini berevolusi jadi tante penuh hasrat.



Ini Dia Posternya





SALAH..MAAP, INI MAH METEOR GARDEN 2018 DENGAN KEARIPAN LOKAL!

Ini yang Bener, F4 2018 




Tao Ming Tse, Hua Ze Lai, Xi Men, Mei Chuo hadir kembali dengan gaya kekinian. 

Tao Ming Tse/ Dao Ming Si Diperankan oleh Dylan Wang

Dylan Wang as Dao Ming Si 


Darren Chen memerankan Hua Ze Lai 

Darren Chen as Hua Ze Lei 



Connor Leong as Mei Zuo 
(Mohon maaf ini gak ada fotonya, nda penting penting amat buat akuh :D )


Wu Xi Ze sebagai Xi Men 

HARRY POTTER, IS THAT YOU??



Dan Shin Yue sebagai Shancai 

Shan Cai imut abis, sesuai karakter komik

Pas dilihat-lihat, dedek-dedek gemes ini ternyata kelahiran 1998. ALLOHU AKBAR AKU TUH BERASA FOSIL PAS TAU UMUR MEREKA!!!!!

Aku Menua!
Uanjirr rata-rata masih 19 tahun. Ini kalo di sini paling masih mahasiswa baru, yang kalo ketemu di commuter terus pada turun di Depok. Yang kalau gue ketemu dan lihat mereka, komentar gue sebagai manusia yang udah rasain asam garam hidup cuma. “Duh, Dek, kamu belum tahu-tahu apa soal dunia.”

Terus..ini begitu gue liat Dylan Wang cs…komentar gue malah jadi. “DUH ADA YANG TAHU DUKUN BUAT PASANG SUSUK TERDEKAT GAK SIH????!”

Iman siapa yang tahan melihat senyuman dek Dylan Wang??


Ato malah gak usah komentar, browsing internet cari kursus senam kegel biar tetep kenceng. (Apaan dah).

Duh, untung iman gue masih kuat jadi tiap lihat dedek Dylan Wang masih sebatas senyum-senyum aja kaya orang gilak. Belom sempet pasang susuk segala.

Lagian entar kalo pasang susuk, terus ada pengumuman dari BPOM, bahwa Susuk Dukun Terdekat bukanlah kategori susu dan tidak ada nilai gizinya.

Kamis, 21 Desember 2017

Karena Jonghyun Bukan Sekedar Idola Plastik





“Noona, you’re so pretty.”

Begitu arti salah satu penggalan lirik untuk lagu debut SHINee pada pertengahan 2008, sembilan tahun lalu. Penggalan dari lagu pertama mereka dengan judul “Replay”.

Noona itu kira-kira artinya sama kayak Teteh, Cece, atau Mbak di Indonesia. Jadi kalau di-Indonesiakan lirik itu artinya kira-kira begini ; “Mbake ayu tenan” , “Teteuh meni geulis euy”

Lagu sembilan tahun lalu dan membuat dengkul embak embak macam gue lemes begitu mendengarnya. Jatuh cinta di lagu pertama, lalu mendengar lagu-lagu berikutnya mulai dari Ring Ding Dong yang berlirik aneh, Lucifer, Dream Girl, Stand By Me, Sherlock, Hello, dan lainnya.

Dari lagu lalu beralih ke reality show dari yang mereka masih imut-imut tapi harus jaga bayi di Hello Baby, sampai mereka bertransformasi jadi pria – pria maskulin dan kompetitif di Running Man. Kalau kata kami, dari Taemin sampe jadi TaeMAN.

Sembilan tahun lamanya, ada kalanya kami sibuk dengan pekerjaan, sekolah, kampus, atau bahkan rumah tangga. Sampai gue sendiri bahkan gak aware dengan album-album terakhir SHINee dan lebih banyak melihat kegiatan solo mereka.

Perjalanan sembilan tahun yang mulai dari level tergila-gila sampai agak abai dengan boyband ini. Sampai kami membaca kabar yang sulit dipercaya tentang meninggalnya vokalis utama boyband yang punya kontribusi menyebarkan virus Kpop ke dunia ini. Jonghyun dikabarkan meninggal karena bunuh diri.

Tadinya sih gue sok strong, meski ngelihat para pelayat-pelayat di rumah duka pengen mewek juga. Sampai akhirnya tadi baca surat dari Key untuk Jonghyun, lalu aku mewek sampe mbrebes mili….

Pertanyaan dan pernyataan orang rata-rata hampir sama pas gue bilang gue sedih banget. “Alay lo, Gus!” “Kok bisa sih sesedih gitu?”

Jawaban gue, ya bisalah sedih gimanapun kan gue belom terbuat atau dikutuk jadi batu, jadi pasti sedih lah. Soal alay tadinya gue mau cuek aja, apalagi ngelihat di twitter atau bahkan acara tv juga ada yang ikut mengejek-ejek kematian Jonghyun.

Gue bener-bener tadinya mao cuek-cuek ajah, sampai ada postingan yang intinya berkata Jonghyun cuma satu plastik yang ditangisi berlebihan. Lalu ada korban-korban kejahatan kemanusiaan laen yang mestinya gue tangisi.

Halo, Mas-nya sehat?
Gue cuma mao kasih tahu aja, rasa sedih atau duka itu bukan buat dibanding-bandingkan. Tentu aja rasa duka gue ini gak bisa dibandingin rasa duka ketika melihat korban perang Palestina atau bahkan Rohingya.

Buat siapapun yang banding-bandingkan soal kesedihan seseorang. Gue cuma mau kasih tahu, sedih itu soal kala bukan soal skala. Sama seperti bahagia, dan perasaan lainnya.

Kamis, 09 November 2017

Omong-Omong Soal Riasan Pengantin


Tenang aja, postingan ini bukan berarti gue lagi sibuk cari cari tukang rias manten. Ya boro cari MUA, cari laki buat ke KUA aja belom nemu nemu.

Tulisan ini dibuat berhubung beberapa waktu belakangan ini banyak banget tokoh tokoh nasional yang melangsungkan pesta perkawinan, sebut saja Raisa, Laudya Cinthya Bella, Mesty, dan yang terakhir adalah Kahiyang, putri presiden kita (Ya kalo kelen belom ikhlas nerima Jokowi sebagai presiden sih gue sih gak tahu ya).

Sebenarnya istilah tokoh buat mereka juga kurang tepat sih, karena mereka itu perempuan semua. Kalo perempuan kan lebih lazim dipanggil Cici ketimbang Tokoh (ITU KOKOH, GUS!!!!).

Beklah, intinya wece wece femes ini  ketemu jodohnya terus kawin. Nah, di kalangan para wece wece jelata seperti gue dan kawan-kawan, momen istimewa wece wece femes ini jelas jadi bahasan rumpian menarik terutama soal  urusan tetek bengek seperti busana dan dandanan mereka.

Tapi sebelum kita bahas lebih jauh soal dandanan mereka,  gue mao apresiasi dulu kepada semua perempuan di atas yang dalam resepsi pernikahannya mempertahankan adat budaya tradisi leluhur Indonesia. Meskipun mereka femes, mereka gak lupa sama asal daerah masing-masing dan itu kece banget, Sis!

Kenapa gue sampe mengapresiasi khusus? Ya gimana ya..secara hidup di jaman now dan beberapa kali hadir kondangan kekinian, udah mule banyak kawinan-kawinan yang gengges, gaya hollywood lah, gaya arab lah, gaya kupu kupu lah, wis sekarepmu.

Memakai poto Artika Sari Devi sebagai pembuka dan benchmark
riasan manten yang sakses. Pic cr to mamiehardo instagram

Masalah Manglingi

Dedek Eleven dengan tampilan Manglinginya di Season 2 Stranger Things

Okay kita balik ke dandanan, karena hidup sebagai perempuan nusantara entah kenapa pikiran pertama yang menghinggapi rata-rata cewek kalo liat dandanan penganten perempuan adalah,”Dandanannya manglingi gak?”

Setau gue, manglingi itu bahasa Jawa dan gue pikir konsep ini cuma berlaku buat penganten-penganten maupun tamu penganten yang berdarah jawa. Tapi gak tuh, temen gue yang batak, arab, padang pun kalo komentarin riasan penganten juga bahas soal isu “Manglingi” ini. Menurut mereka, dandanan kawinan yang sukses itu yang bisa membuat si mempelai wanita ini kelihatan berbeda dari biasanya, glowing, auranya keluar, dan lain-lain.

Sumpah gue gak tahu bagaimana mereka bisa membedakan dan membaca aura mempelai yang keluar itu kaya apa, sedangkan mereka sendiri masih susah membedakan dan membaca mana berita hoax mana yang bukan.

Apabila dandanan mempelai wanita tidak manglingi, tuduhan dari komentator perempuan (yang rata-rata wajahnya setandar kaya yang ada di bawah motor) pun beragam. Mulai dari si mempelai ini sudah tidak perawan lah, kurang tirakat lah, sampai dugaan akan tidak langgengnya rumah tangga si mempelai. Naudzubillah min zalik … (ciye kaya postingan akhwat2 instagram pake bahasa arab segala).

Tersangkanya kalau dandanan mempelai wanita gak mangling hanya terbatas pada 2 pihak; si mempelai wanitanya, dan tukang riasnya.

Seumur-umur kalo dandanan mempelai perempuan gak cakep gak pernah ada yang nyalahin Mempelai Pria-nya. Padahal kan bisa aja dandanan si cewek jadi biasa aja karena Lakinya gak nyumbang ongkos kawinan yang memadai. WHY WOMAN WHY…kalian ga pernah mikir sampe ke situ??? Gak kan? Karena emansipasi wanita kita kadang-kadang terbatas cuma buat dapat tempat duduk di commuter.

Masalah Manglingi ke Level Internesyenal 

This, masalah kek begini mungkin sudah tertanam di benak perempuan yang lahir dan gede di Indonesia tapi buka internet cuma buat apdet curhat doang.  Kenapa? Karena soal dandanan manglingi ini juga dibawa ke perempuan-perempuan yang bahkan hidup di Indonesia aja gak.

Contohnya siapa? Contoh korbannya adalah Song Hye Kyo , aktris perempuan asal Korea Selatan yang akhir bulan lalu menikah dengan aktor tampan Song Joong Ki. Entah karena mereka haters atau gak pernah buka google translate, kata MANGLINGI itu jelas gak dikenal ama orang-orang Korea.
Tapi tetep aja netijen bebal aksara ketika melihat poto pernikahan Hye Kyo ada yang komen. “Ih kok dandanannya gak manglingi ya?”


Contoh komentar netijen kurang berkaca 

Helllloooooow, situ pikir Hye Kyo turunan Keraton tanjakan Prambanan??!  Mana lah ada konsep manglingi di sana, lagian ya…situ situ yang komen mao dandan 7 lapis segala juga tetep kalah cakep ama muka Song Hye Kyo tanpa make up yang lagi berak (detail yak).


AKU KUDU MANGLINGI GIMANA LAGI COBAK?

Kelen perlu tahu, ndak semua kearifan lokal bisa dicocok-cocokkan dengan dunia internesyenal. Udah lah begitu, masipun ada netijen yang dengan dzolim mempermasalahkan keperawanan Song Hye Kyo. Dik, Song Hye Kyo itu besar di Korea Selatan bukan di pesantren.

Lagipulak ya, di Indonesia ini udah kebanyakan gadis-gadis yang menjaga keperawanan tapi tidak menjaga lisan (tsahhh). Lihat noh komen-komen IG akun gosip, rata-rata diisi oleh perempuan yang menjaga bawahnya tapi tidak memelihara kepalanya.

Coba nih bayangin ya, kalo kalian tahu yang namanya Liv Tayler itu pernah berperan dan didandanin sebagai Peri di film Lord Of The Rings. Liv berperan sebagai Arwen, puteri kerajaan Peri yang digambarkan sebagai peri tercantik di dunia. Tampilan Liv subhanalloh sekali di film itu, mengguncang iman setiap laki-laki yang memandangnya.

Bayangin ya, seandainya Liv ini warga Petamburan terus dia kawinan, sementara dia pernah didandanin jadi Peri tercantik di dunia oleh sutradara..dan netijen tetap menuntut Liv dandan yang mangling..periasnya harus dandanin dia kayak gimana lagiiiii? Masa iya dari Puteri Peri jadi Mimi Peri??? Kan sadis.

Peri Arwen, makhluk tercantik di dunya...masa harus jadi Mimi Peri biar manglingi

Senin, 20 Februari 2017

Konser The Moffatts dan Fans Yang Mulai Menua

Bob and Clint Moffats The Moffats Farewell Tour in Jakarta 

Sekitar 18 tahun yang lalu, yup benar 18 tahun lalu, lagu “I’ll be there for you” merupakan salah satu lagu hits di kawula muda saat itu (ehem, maklum 90an).

Lagu ini dipopulerkan oleh grup band yang semula saya kira kembar empat-empatnya, tahunya yang kembar cuma tiga (tapi yang mukanya mirip cuma dua, bingung kan?) yakni The Moffatts. Band ABG asal Kanada , negeri yang dikenal dengan orang-orang ganteng dan baek hati lalu jadi perdana menteri, ini mampu mencuri hati penggemar remaja (dan baru beranjak remaja) wanita karena lagu-lagunya yang enak didengar dan personel bandnya yang enak dilihat.

Saya sendiri baru jatuh hati sama band ini ketika lagu “Miss You Like Crazy” mereka keluar, gak tahu kenapa di video klip mereka yang itu gantengnya pada maksimal. Saking sukanya, sampai dibela-belain nabung duit jajan buat beli kaset mereka. Waktu itu kebetulan masih SMP, jadi kalau sampai beli kaset sendiri itu udah prestasi luar biasa. Harga kaset biasanya kisaran Rp 18.000 sampai Rp 23.000, buat anak sekolah yang jajannya Rp 3000-an sehari, butuh 1 atau 2 minggu buat bisa beli kaset. Perjuangan!

Setelah kaset terbeli, hampir tiap hari itu album saya puter di radio tape SIMBA yang ada di rumah nenek. Anak jaman dulu pasti tahu SIMBA lah, Arman Maulana juga pasti tahu. Dilalah, suatu saat temen sekolah saya pengen pinjem, kebetulan doi rumahnya deket jadi saya pinjemin tanpa curiga. Terus, DIA GAK BALIKIN DONG! SAMPE SEKARANG! Tcih, dikira gue lupa apah.

Untung begitu beranjak dewasa saya jadi wanita karir (Uhuk!), jadi cukup mampu beli lagu digital dan kemungkinan dipinjem terus hilang pun semakin menipis, ibarat isi rekening di tengah bulan.
Lama tak terdengar, terus saya sudah mulai beralih ke musik-musik Korea, tiba-tiba jelang akhir tahun lalu ada berita bahwa The Moffatts bakal konser di Jakarta, Farewell Tour katanya. Sebagai orang yang pernah baper sama lagu-lagunya dan demi nostalgia masa kecil, wajib hukumnya untuk hadir di konser mereka.

Bersama kawan saya, Wilda, kami memutuskan untuk menonton konser di Hard Rock Cafe Jakarta tanggal 19 Februari 2017. Tadinya kami mau sok-sokan nonton yang di Bali, biar kelas menengah ngeheknya total abis. Tapi rencana ke Bali sulit direalisasikan karena Wilda yang single, harus mengalah dengan kawan duetnya yang bakal cuti melahirkan. Kalo Wilda cuti juga, kantor berita kapitalis asal Inggris tempat doi kerja gak ada pemasok berita energinya.

Bersiap nonton The Moffats 
Memasuki awal tahun, saya cuma inget bakal nonton konser The Moffats bulan Februari bareng Wilda. Masalah tanggal ? Wah lupanya kacrut, kayaknya saya ampe nanya berkali-kali ke Wilda kapan nonton The Moffats dan berkali-kali juga Wilda jawab sambil kudu cek tiketnya dulu (pelupa). Ingatan yang tak sekuat dulu, akhirnya membuat kami saling berjanji untuk mengingatkan kalo tanggal konser sudah dekat. Ketika orang-orang beriman saling mengingatkan dalam kebaikan, saya sama Wilda malah saling mengingatkan dalam urusan ke-duniawi-an. Sungguh tak berfaedah.

Rabu, 12 Oktober 2016

Terkena Demam Moon Lovers


Bukan ini mah bukan nama penyakit, ini nama serangan yang lagi banyak menyerang perempuan yang ketagihan drama Moon Lovers. Nama panjang dramanya sebenarnya Moon Lovers : Scarlet Heart Ryeo, tapi kalau di judul ditulis lengkap tak enak dipandang rasanya.

Yup, seperti biasa ini adalah drama korea, dan drama korea yang kesekian kalinya yang menggunakan “Moon” sebagai judul ; Moon Lovers, Moon embraces the Sun, Moonlight drawn by clouds, dan lainnya. (Yah sementara di Korea bulan jadi judul drama, di sini bulan paling banyak jadi martabak).

Balik lagi ke dramanya, setelah berbulan-bulan nonton drama tanpa emosi, baru kali ini sayah merasa daya tarik yang kuat lagi untuk nonton drama. Drama terakhir yang begini kuat jelas DOTS. 

Terus kenapa bisa tergila-gila ? Berikut adalah alasannya 

1. Ada 7 Aktor Ganteng Dikasih Sekaligus 

7 lakik begini.....


Satu atau dua aktor aja udah pengsan. Ini dikasih 7.. Dahsyat



2. Episode pertama langsung dikasih adegan mandi 

emang cuma bidadari doang yang boleh mandi bareng ? jejaka juga boleh kelesss
BIAR JELAS!!!


Liat yang kaya begini...pengen banget gw reinkarnasi ke jaman goryeo....terus berubah jadi handuk.

APA COBA KATA BAPAK GUE KALO TAHU ANAKNYA PUNYA CITA-CITA JADI HANDUK DI ZAMAN GORYEO!!



3. Bonus adegan Lee Jun Ki mandi sendiri 

Tiati Bintitan Neng kalo liat badan Abang buka-bukaan

Kalo kaya yang begini ada di kolam mah......sayah kalo jadi IU juga kalau tenggelam gak akan bisa bangkit lagi. Aku terjatuh dalam lautan.....dosa terlarang

NENG GERAH BANG...GERAHHHHH!!!