Sabtu, 07 November 2015

Jumpa Fans Ganteng Pranowo

Pertama-tama saya mohon maaf dulu sama kawan saya yang baru aja jadi manten, si Ismasav. Bukannya nulis soal momen istimewa dia, saya malah nulis peristiwa ‘jumpa fans’ mendadak yang terjadi di kawinannya.

Vit percayalah, bahwa apa yang bakal saya ulas di sini tidak mengurangi jatah doa untuk langgengnya pernikahanmu dengan Bung Tri… karena di setiap huruf dalam ulasan blog ini ada doa yang terselip dari para rekan-rekan yang mengagumi tamu istimewa dalam acara resepsimu pekan lalu ; Bapak Ganjar Pranowo alias Ganteng Pranowo. #gantengpranowo

Yup, Bapak Ganteng Pranowo yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah itu adalah idola para wartawan wanita. Tubuh tinggi, kulit putih, dan rambut beruban ala Richard Gere itu bikin setiap perempuan yang ketemu dia ibarat Olaf-nya Frozen yang rindu musim panas. Kebelet jumpa dan meleleh pas ketemu.

Saya sendiri pertama kali lihat dia kayaknya 5 tahun lalu, waktu awal-awal jadi wartawan. Pak Ganteng Pranowo masih jadi anggota DPR dan saya kudu hadir di acara seminar yang salah satu narasumbernya adalah Richard Gere asal Karanganyar itu.

Pergeseran agenda liputan membuat saya agak telat ke lokasi seminar waktu itu. Berhubung masih newbie, saya tanyalah wartawan senior yang ada di lokasi. Kebetulan acara udah kelar, tinggal doorstop-doorstop aja. “Mas..Mas,” tanya saya sambil colek seorang wartawan pria. “Kalo Ganjar Pranowo yang mana ya?”

Si Mas nengok terus jawab, “Loe cari aja yang paling ganteng dan lagi dikerubutin wartawan,” katanya. Petunjuk yang abstrak, karena kata orang kan ganteng itu relatif. Saya akhirnya jalan, ada dua kerumunan wartawan ..yang satu lebih banyak perempuannya. Pas saya intip, narsum yang dikerubungi wartawan perempuan itu tubuhnya tinggi menjulang, suaranya lantang- medok, dan wajahnya tampan!

Saya intip satu lagi, kali ini lebih banyak dikerubungi wartawan laki-laki dengan kepulan asap rokok tak henti. Baru tahu belakangan kalo itu Faisal Basri, di situ saya sadar petunjuk si Mas barusan…Sangat Jelas,Tegas, dan mutlak. Hehehehee

Insting saya (tsaelah…) langsung merapat ke Pak Ganteng. Saya gak tahu apa yang dia omongin tapi menatap wajahnya saja saya sudah senang. Sejak saat itu saya masukkan nama Ganjar Pranowo dalam daftar “The Real Fantastic Man That You Dreamed About and Where To Find Them!”… trust me, I have the list …

Setelah jumpa pertama yang begitu berkesan, takdir berulah. Saya terdampar di kompartemen ekonomi dan jauh dari si Pak Ganteng.
Sekian lama gak jumpa, tau-tau undangan resepsi dari kawan sekantor tiba. Acaranya di Semarang, dan dalam hati saya mikir (harusnya sih mikir dalam otak, yah namanya lagi mabuk kepayang)…kira-kira Ganteng Pranowo hadir gak yah.

Ternyata bukan saya doang yang mikir gitu!! Itu kawan-kawan perempuan yang datang rame-rame dari Jakarta ke Semarang pada mikir gitu juga. Ketemu di kereta, di hotel, di gedung kawinan, semua rata-rata berpikir sama…. “Pak Ganjar dateng gak ya?” “Aduh gue kalo dia datang mao poto bareng ah!” “Sama, gue juga mao poto bareng!” “Pokoknya kita foto ama Ganjar dulu baru foto ama pengantennya.”

Percayalah…ini tahap awal seorang perempuan menunggu pria pujaan yaitu tahap penasaran, tahap berikutnya akan lebih menakutkan.

Sekitar setengah jam acara berlangsung, belum ada tanda-tanda kehadiran Ganteng Pranowo. Para perempuan mulai putus asa dan mencari makanan buat pelampiasan. Mulai kepayahan dengan kostum dan selop-selop yang menyiksa.

Akhirnya saya , Ayu, dan Ririn memilih duduk di kursi pojok dan bakso malang untuk di santap. Kami kepayahan tapi radar kami belum mati.

Lagi asik-asiknya menikmati bakso malang yang sueger membahana, kami bertiga tiba-tiba melihat sosok bertubuh tinggi, berkulit putih, dan berambut putih berdiri dekat pintu masuk. Kehilangan akal, sontak kami teriak. “Itu Pak Ganjar….AAAAAAAAAAAAAAAAAA” (lumayan kenceng—soalnya Ganjar Pranowo sampe nengok, dan kami lumayan malu-maluin waktu itu).

Jumpa Fans dengan #gantengpranowo mendadak di kawinan orang



Sabtu, 10 Oktober 2015

Book Review : The Rosie Project




Don Tillman, 39, profesor bidang genetik yang bergaya nyentrik akhirnya memutuskan untuk menikah. Atau setidaknya mulai serius mencari wanita untuk jadi pendamping hidup.

Dasar ilmuwan totok, untuk mencari jodoh pun ia sampai memakai metode ilmiah yang ia sebut sebagai The Wife Project. Ia membuat kuesioner 16 halaman bolak-balik untuk menjaring perempuan yang ia pikir akan cocok untuk hidup bersamanya. Wanita sempurna menurut definisi Don adalah dia yang selalu tepat waktu, bukan vegetarian, bukan perokok, menyukai matematika, rajin berolahraga, dan tidak punya penyakit kelamin. Itupun baru sebagian dari bejibun syarat lainnya. Buat Don, lebih sedikit risiko konflik karena perbedaan lebih baik.

Rosie Jarman otomatis tercoret sebagai kandidat impian. Perempuan usia 30 tahun yang suatu malam tiba-tiba dikirim oleh sahabat Don, Gene, ke apartemennya ini sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menjadi istri ideal. Rosie adalah perokok, hobi ngaret, dan bartender berambut merah yang penampilannya kadang terlalu atraktif, buat mata Don. Ditambah Rosie seorang vegan! Yang jelas-jelas akan menganggu pola makan Don yang karnivora...omnivora malah!

Anehnya, kehadiran Rosie mengusik hidup Don dalam arti tidak negatif. Don jelas terganggu dengan gaya hidup Rosie yang spontan dan berlawanan dengannya yang super terjadwal. Tapi sejauh ini, ia menikmatinya tuh. Don terseret dalam petualangan mencari ayah kandung Rosie, The Wife Project pun bergeser menjadi The Father Project, yang menurut istilah Don lebih didorong alasan irasional ketimbang logika. Baru belakangan Don sadar bahwa segala alasan irasional itu adalah Rosie. Baru belakangan ia paham, bahwa cinta tidak perlu dicari dan diseleksi lewat metode apapun, karena dia akan datang sendiri dan menghampiri tanpa terduga.

***

The Rosie Project ditulis oleh penulis Australia Graeme Simsion. Ini adalah buku fiksi pertama yang ditulis Graeme, mantan konsultan IT yang biasanya nulis buku-buku soal ilmu terapan, database, IT, bla-bla-bla yang lebih banyak angka ketimbang huruf itu.

Tanpa diduga, karya fiksi pertamanya ini sukses besar dan masuk dalam New York Times best seller!!! 

Saya lihat buku ini di Kinokuniya PS, tadinya sempat bimbang antara beli buku ini atau buku si pengarang Jurassic Park yang baru dengan genre thriller. Tapi berhubung hidup lagi sedikit berkemelut, genre Romantic Comedy tampaknya lebih pas untuk memaniskan hari.

Sempat putus asa waktu lihat harganya, ya Tuhan pelemahan rupiah ini begitu menyiksa hamba! Kalau harga normal mungkin buku ini cuma seharga Rp 180.000 - Rp 200.000 , ini jadi Rp 250.000. Hiks! Di waktu-waktu kritis sebelum menuju kasir bahkan sempat berpikir beli di situs luar aja kaya Book Depository atau Amazon, dengan risiko baru sampai berbulan-bulan ke depan. Duh, mana tahan!

Akhirnya memutuskan beli dengan cara kredit dan bersumpah bulan ini gak bakal beli buku lagi (tapi komik gak dihitung).

Setelah beli, dan mesti agak hemat sana-sini, halaman pertama buku ini langsung mencuri hati dan mengundang tawa! Sudut pandang yang digunakan Graeme adalah sudut pandang laki-laki, yang jelas susah dijumpai untuk novel bergenre Romantic Comedy. Bahasa yang dipakai untuk menjelaskan isi pikiran Don, si karakter utama, adalah bahasa ilmiah yang entah bagaimana  bisa diolah menjadi kalimat-kalimat jenaka oleh Graeme.

Well, kalau kalian penikmat Romantic Comedy, buku yang ini gak boleh dilewatkan. Apalagi denger-denger buku ini akan difilmkan, can't wait to see!!!









Senin, 28 September 2015

Sehari Menjadi Zombie

Sebenernya udah lama banget pengen cosplay jadi zombie, abisnya kalo dilihat-lihat itu cosplay paling gampang dengan kostum yang gak ribet. Zombie kan intinya mayat yang mati suri dengan fungsi otak yang korslet. Jadi, dengan baju apapun kita bisa jadi zombie, gak usah pake sayap-sayapan atau bahkan pake baju ketat warna warni metalik dengan kancut di depan.

Well, kita bisa aja pake batik dengan alasan cerita ; pas lagi kondangan kena serangan virus aneh, terus mati jadi zombie..atau pake kebaya dengan alasan pas lagi muter kartini-kartinian kena virus zombie. Apa aja bisa ; seragamPNS, Polisi, ABRI, Dokter, semua juga bisa…karena zombie adalah karakter yang gak menengal strata. Monster egaliter.

Opsi kedua yang paling gampang adalah jadi raksasa ala Attack On Titan, itu gampang banget tinggal bugil sama pasang tampang bego. Tapi kan ga mungkin, gue masih beriman dan memegang teguh semboyan Tut Wuri Handayani serta janji karang taruna.

Akhirnya memutuskan jadi zombie dan perdana tampil di ComiCon 2015 di JI EXPO yang tanggal 27 September. Dari sepekan sebelumnya udah coba cari bahan-bahan buat dandan, tapi di sini susah banget dapat liquid latex buat bikin efek lukanya. Semalam sebelumnya pun jajal dandan di badan…pake lem fox, hasilnya….gak bisa dibilang sukses tapi sulit juga dikatakan gagal…hohoho. Tapi habis itu kulit luka dan panas , iyalah Boooo pake lem fox di kulit! Demi keamanan bersama, akhirnya diputuskan minta didandanin di sana aja.

masih belum sukses bikin efeknya

 Baiklah…mari kita sedikit berkhayal  dengan gambar-gambar berikut ;

Hati-hati kalo kelayapan di luar, nanti ketemu zombie. Mayat mati suri yang memakan otak manusia untuk bertahan hidup. Eh, apa mati ya..pokoknya makan ajalah.

Alhamdulillah kita punya zombie lokal, jadi ga mesti impor..bisa makin defisit neraca soalnya


Well, gue gak cukup berhati-hati dan gyaaaaaaaaaa!!! Tatsuketesureru!!!

kata zombienya : ini lengan gede bener mbak, kaya paralon aer


Oh, oke, apa boleh buat…..saya jadi zombie….. Bang…Bang satenya 100 tusuk ya (ITU SUZANNA!)




Berhubung udah jadi zombie, gimana kalo kita zomfie dulu …zombie selfie. Eh btw jadi zombie tuh kudu nyari otak ya ? Gak bisa gitu nyari hati aja biar ga kesepian ? Ahsikkk

Pada akhirnya rambut berkilau akan kalah dengan jidad berkilau 


I must walk…I must walk, tau-tau sampe di House Stark….Mennnnn!!! kalo udah zombie gini artinya udah jadi white walker mana bisa ngecengin Jon Snow lageh, ya masa iya beralih ke Jon Ru. Mitamit.




Look!! Ada Captain America…kok kurus banget ya ?? Oh iya, mungkin dunia mau kiamat sampe si Kapten kurang gizi…aku mamam si mbak kaptennya aja…rodo montok.

Rekan zombie : Men…lo mao incer otaknya apa badannya ? kok jadi napsu gitu keliatannya!! 

Yah, maklum Cuy…kan monster egaliter, yang penting roso!





Liat ada mangsa lagi…STAR LORD!!! 
Me : Hey…hey Peter Quill..
Star Lord : Hey jangan dekat-dekat or I’ll shoot you!



Me : Peace Man, mau poto bareng doang kok….still hooked on a feeling with you
Star Lord : Alright….yeah well, hurry up sebelum ketahuan Yondu

jagoan marvel sayah sepanjang masa!!



Wow….this place is full of superheroes, except that one…Venom…let me bite him!
Venom : Hey…no!!!! Help Meeeeee!





Me : Okay, I’m full..balik ke markas aja 
Zombie senior : Cuy, lau udah zombie masih aja gemuk ..kok bisa ?
Me : Bisa lah, kan gue gak cuma makan otak manusia
Zombie Senior : Lah, terus apaan dong ?
Me : Selain otak, gue makanin juga tuh hati, paru, sama tunjang!
Zombie Senior : Lo pikir restoran padang! Awas lo jadi zombie kolesterol, entar mati lagi







And fin, I choose to li...dead happily ever after as a zombie, with these guys…..



Minggu, 23 Agustus 2015

Menonton Gala Balet


All Indonesian Ballet Gala Performers


Dari judul postingan di atas pasti bakal banyak yang komen…
”Dih orang kaya elu sok pencitraan bener nonton balet segala.” Atau “Gaya bener lu nonton balet segala, biasanya juga nonton kebakaran ama dangdut saweran.”

Dih…itu tuh ciri-ciri orang yang sok kenal dan sok deket tapi sebenernya gak tahu orang yang dia ledekin itu kaya apa. Yang kaya gitu mah ga usah diladenin, terus aja pajang foto-foto dan pamer di medsos, biar doi makin panas dan sirik hahaha.

Sayah sendiri sebenernya suka balet udah lama, sejak kecil tepatnya. Kenal dunia balet dari komik pastinya, komik macam Mary Chan, Happy Mary Chan, Papillon, sebut deh semua judul komik Jepang generasi 90-an yang temanya banyak banget soal balet. Waktu baca komik-komik itu saya selalu penasaran, itu gimana caranya bikin roknya bisa ngembang gitu ??

Cerita-cerita perjuangan para ballerina di komik yang ditambah bumbu cinta pastinya membuat saya penasaran, seperti apa sih melihat orang nari balet. Sampe akhirnya begitu internet mudah diakses dan mampu beli laptop sendiri, ada saatnya setiap minggu saya selalu browsing video tari-tari balet.
Tarian balet yang paling saya suka adalah Swan Lake dan performa penari-penari asal Rusia itu yang paling indah buat dilihat. Saya sampe donlod beberapa versinya , untuk iseng-iseng kalo mao nonton lagi. Soalnya lumayan book, sekali perform kan doi bisa dua jam..abis kuota kalo browsing terus.

Nah, salah satu impian hidup saya terkait balet ini adalah bisa menonton Swan Lake secara live. Terus ga kesampaian….akhirnya impian saya downgrade jadi bisa nonton balet apapun lah yang penting kece (kalo bisa gratis). Alhamdulillah doa saya terjawab, pekan lalu saya dapat undangan seorang kawan dari Kedubes Australia untuk menonton Indonesian Ballet Gala sebagai peringatan 70 Tahun Kemerdekaan Indonesia.

Acaranya berlangsung di Ciputra Art Preneur, Sabtu 22 Agustus 2015. Gala balet ini adalah kolaborasi dari empat negara yaitu Indonesia, Australia, Cek, dan Korea Selatan (tetep ye yang terakhir ngikut juga). Dibagi atas dua sesi, sesi pertama penampilan dari sanggar-sanggar balet Indonesia. Sesi kedua penampilan dari negara-negara lain.