Jumat, 20 September 2013

Endometriosis.. Apaan Tuh ?

Waktu tulisan soal kista diposting di blog ini beberapa waktu lalu, banyak kawan-kawan perempuan yang bertanya maupun curhat soal gejala yang sama. Saran sayah waktu itu salah satunya adalah ke dokter dan coba minta pemeriksaan ultrasonologi ato USG untuk ngecek apakah ada kista atau enggak.

Banyak yang ngikutin saran ini, dan beberapa ada yang jawab ternyata gak ada kista. Alhamdulillah... Tapi gejalanya masih terasa sampai sekarang, mulai siklus gak teratur, nyeri sebelum-saat-dan sesudah haid yang luar biasa, dan tidak normalnya darah yang keluar saat periode haid berlangsung.

Jujur saya sendiri bingung jawabnya, karena ilmunya belom sampe. Nah, beberapa waktu lalu saya ikut seminar soal endometriosis yang bisa dibilang semacam penyakit cikal bakal kista.

Apaan sih endometriosis itu ? ya itu tadi, semacam cikal bakal kista.




Kenapa bisa ada endometriosis ?
Menurut Dr. Andon Hestiantoro SPOG, salah satu pembicara di seminar, penyakit ini sendiri terjadi akibat darah haid yang membalik dan masuk ke dalam rongga perut dan menempel. Penyakit ini bisa dipastikan dialami oleh 90 persen wanita yang masih dalam usia produktif alias masih menstruasi gitu.
Nah, darah haid yang membalik itu, dengan kekebalan tubuh yang cukup harusnya bisa dapat dibersihkan."Tapi adakalanya kekebalan sistem tubuh tidak bekerja baik, sehingga menyebabkan timbulnya endometriosis," kata dia.

Biar lebih jelas lagi, coba ketik endrometriosis di google lalu klik image/gambar...pasti entar paham maksud si dokter. Sebab itu bener-bener persis kayak darah haid kita yang biasanya ada di pembalut..cuman ini nempel ke mana-mana di organ tubuh.

Kata Dr Andon, memang susah mendeteksi penyakit ini. Kalaupun di USG gak bakal kelihatan. Penyakit ini juga ajaib, ada yang endometriosisnya seiprit atau cuman semacam susukan tapi sakitnya bisa sampai berguling-guling. Sementara ada yang bercak endometriosisnya udah kemana-mana, tapi masih cengar-cengir aje.

Para perempuan, juga sering kebingungan gara-gara penyakit ini. Sebab, begitu di cek ke dokter ternyata jawabannya gak ada apa-apa atau kadang malah dijawab ,"Ah ini gak apa-apa. Nanti kalau sudah nikah juga hilang sakitnya." Eng...Ing..Enggg.....

Kalo udah sakit tapi ga ketahuan apa sebabnya dan malah disuruh kawin, waspada!! Jangan-jangan dokternya aja yang ngelaba tuh!! hehee bukan deng, maksud sayah waspada karena bisa aja itu gejala endometriosis.

Lah kalau di USG aja gak ketahuan,gimana dong cara mastiinnya ?
Kita bisa ngecek apakah ada endo dalam tubuh kita dengan tes uji darah CA 125 , disitu nanti ketahuan apakah ada endometriosis di tubuh kita atau enggak.

Atau kalau berobat ke dokter spesialis, bisa minta resep obat yang mengandung dienogest. Nah gimana pemakaiannya bisa ditanya ke dokter terkait, saya lihat sekilas itu kaya pil KB yang minumnya harus rutin. Biasanya sih terapi dengan dienogest ini efektif untuk hilangkan nyeri sekaligus mengurangi lesi-lesi si endometriosis tadi. Terapinya sendiri bisa berbulan-bulan loh.

Senin, 26 Agustus 2013

Resepsi




"Aduh, Maaf ya mbak. Saya capek banget tadi abis antri salaman sampe satu setengah jam," kata Dimas Beck si artis itu. Saya mah cuma senyum-senyum aja nanggepinnya, biar kata dalam hati ngegerutu.
Gak lama, saya dan Mb Sari keluar dari ballroom hotel megah itu. Di depan, si penjaga suvenir juga mengeluh. Riasan tebal yang mestinya membantu menonjolkan kecantikan wajah, luntur oleh rasa lelah dan kantuk yang mulai menggelayut.

"Aduh, capek gue. Tamunya ga habis-habis," begitu kalimat yang saya dengar dari bibir tipisnya yang berbalut gincu merah.

Bukan cuma dia yang capek, sayah yang pake heels 7 cm demi eksistensi di kondangan salah satu wakil presiden negeri kita ini juga capek. Berdiri hampir dua jam, menumpukan beban seberat 60 kilogram pada sepasang tumit yang beberapa ons jelas bukan perkara ringan.

Sebelumnya, saya juga kondangan dengan selop yang ber-heels setinggi 5 cm dan berdiri selama 1,5 jam nonstop. Bagian tubuh atas bercanda, tertawa dan sebagainya. Bagian tubuh bawah terus bekerja menahan beban.

Ya habis gimana lagi, dari resepsi warga biasa sampe pejabat emang jarang di sediain bangku kan. Demi mengundang 1000 orang masuk dalam gedung, kursinya cukup 50 aja. Kursi hanya untuk lansia dan wanita hamil kayak di kereta commuter. Tren resepsi disini memang begitu.

Pulang kondangan, saya ngobrol lagi dengan salah satu kawan yang dalam beberapa bulan ke depan bakal menggelar resepsi pernikahannya juga. Di taksi, sambil pijet-pijet kaki, saya dengar ceritanya tentang persiapan resepsi selama setahun belakangan. Wow! Lalu mulai masuk ke sesi keluhan, dimana ini bukan pertama kalinya saya dengar dari orang yang mau nikah. Rata-rata, soal resepsi ini selalu bikin pusing si calon mempelai. Bisa berbulan-bulan, bisa juga hitungan tahun.

Kadang mereka bilang, capeknya urusin itu akan terbayar di Hari H. Oh, oke!

Tapi saya itu orang yang simple minded. Orang yang berpikir kalo pernikahan itu seharusnya sesuatu yang bikin bahagia, dimana prosesnya itu juga harus bikin kita bikin bahagia, bukan bikin pusing. Pun merayakannya adalah dengan mereka yang selama ini keberadaannya membuat kita bahagia, lah ngapain juga kan ngundang orang yang hobi ngomongin kita di belakang. PR banget deh.

Sejauh ini resepsi yang konsepnya saya suka dan pernah hadiri adalah pernikahan antara Mas Dwi dan Mbak Fin di sebuah kafe di kemang. Simple, berkesan dan tidak ribet. Paling penting adalah, tamu bisa menikmati makanan sambil duduk. Lah makan bakso di pinggir jalan aja disediain kursi, masa ini udah pake baju pesta rapih + dandan dan masuk gedung makannya masih berdiri.

Terus saya berkhayal, kalau misalnya saya menikah suatu hari nanti. Mau kaya gimana ? Yang pasti saya cuma mau merayakan itu sama orang-orang terdekat aja. Pernah liat pernikahan ala Bella dan Edward di Twilight ? Duh andai aja Alice ada di dunia nyata, keren banget konsepnya.

Seperti yang saya bilang, saya mau dalam prosesnya saya juga seneng dan bahagia. Mulai dari undangan, meski sebagai ratu eksis punya kenalan dan temen dimana-mana, gak semua saya undang. Misal sampe undang orang populer gitu yang karangan bunganya bisa dipajang, ogah deh!

Saya mau, pernikahan hanya dihadiri oleh keluarga inti, lalu keluarga dekat yang memang benar-benar dekat. Bukan keluarga yang nempel ikatan darah aja, yang jarang peduli, terus tau-tau mao nongol. Errr.

Dilanjut sama sahabat-sahabat terdekat sejak kecil sampe sekarang. Untuk mereka yang spesial, saya bahkan mau bikin undangannya sendiri. Bikin ya, bukan cetak.

Akadnya, saya pingin pakai gaun yang pas. Mudah-mudahan sih badan saya ga lebar lagi nanti, hehe. Gak usah kebaya yang gimana gitu, yang penting cantik. Make up-nya ga perlu tebel, yang penting investasi perawatan supaya pas hari H manglingi, ciehhhh.

Lokasinya, alam terbuka dengan hiasan bunga cantik. Undangannya duduk di kursi yang udah ada meja, dan menyaksikan proses akad dengan hikmad. Setelah akad selesai, semua berbaur. Bisa menghampiri si pengantin, atau pengantin hampiri mereka. Pokoknya bebas. Hehehe, lebih prefer sih klo ngadain acaranya di luar Pulau Jawa, asal lokasinya bagus dan cantik. Itukan juga bisa jadi pembenaran supaya tidak terlalu heboh acaranya.

Lanjut ke selesai akad, pengennya sih si mempelai pria kasih kejutan gitu buat saya. Ihiyyy..apa kek, nyanyi kek ato joget parodi lah. Pokoknya do something unforgettable dan membuat saya merasa jadi orang paling bahagia saat itu. Like a real princess, bukan barbie yang dipajang di pelaminan.

After that, giliran saya kasih kejutan. Hihi.

Untuk kawan-kawan tersayang lainnya dan kerabat lainnya, pinginnya saya nanti bikin sebuah video atau film pendek yang intinya menyampaikan bahwa kami sudah menikah dan mohon doanya saja. Sementara buat orang-orang dan para tetangga yang baik, mungkin dirayakan dengan cara gelar syukuran pengajian aja dan makan-makan di rumah. Intinya semua bahagia!!

Dengan lokasi di luar Jawa, maksud hati biar nikah itu benar-benar jadi waktu damai. Waktu untuk lepas dari segala keramaian dan hanya menghabiskannya dengan orang-orang yang kita cintai. Habis nikah, bisa langsung caw juga buat honeymoon.

Yahh...tapi itu semua kan hanya angan. Secara, masalah adat dan budaya dimarih agak susah digoyang. Apalagi keluarga dari Papa sayah jawa banget, para bude udeh mewanti-wanti sejak jauh hari. Keluarga nyokap juga rempong abis. Behhhh...hidup memang tidak semudah keinginan. Lagian ketemu calonnya aja belom, udah sok ngekhayal pernikahan..hahaha!

Well apapun yang terjadi, semoga realisasinya gak perlu heboh dan konsepnya bisa diterima dengan orang-orang terdekat. Karena resepsi itu kan sejatinya cuma merayakan sebuah perjanjian. Perjanjian satu hari untuk mengikatkan diri selama seumur hidup. Jadi alih-alih sibuk buat satu hari perayaan, mending sibuk buat siapin bagaimana menjalani hari-hari setelah perjanjian itu dijalin nantinya.

Wallohualam Bis Showab

*gusti yang lagi kebanyakan kondangan

Minggu, 25 Agustus 2013

Cerdas Cermat ala Tanah Abang

Cerdas Cermat ? Kapan coba kalian terakhir denger itu kata, pasti pas duduk di bangku sekolah kan, bukan di bangku kopaja apalagi bangku listrik.

Nah, begini ceritanya. Iseng-iseng, gue dan temen-temen sekampung bikin lomba cerdas cermat buat ngerayain 17 Agustusan. Konsep lombanya sama kaya lomba yang dulu kita liat di TPI versi Televisi Pendidikan Indonesia.

Sebelomnya kita pernah bikin lomba ini 4 taon lalu di tempat gue. Pesertanya masih banyak, secara dulu lebih banyak orang ketimbang bongkaran. Gak kaya sekarang.

Nah berhubung selama 4 taonan itu 17an selalu bareng sama bulan puasa, jadi segala lomba maupun perayaan pun vakum. Karena warga sibuk ibadah, idealnya, kenyataannya sih sibuk heboh lebaran.
Akhirnya, malam ini 24 Agustus kita bikin lagi. Pesertanya turun drastis ketimbang yang lalu, emang karena udah banyak gusuran juga sih. Maklum kita warga aseli yang masih bertahan di pusat Jakarta.
Bikinlah kita dengan peserta 4 tim, langsung final. Nah, pertanyaannya sih standar-standar aja. Tapi jawaban si bocah-bocah yang bikin ngakak.

Mulai dari cita-cita, kalo dulu ditanya cita-cita kan jawaban para bocah standar yak ; dokter, presiden, insinyur.

Bocah sekarang, beragam booo...ada sih yang standar macam pilot ato dokter. Tapi ada yang pilih jadi ; penyanyi, model (model loh!) sampe pelawak. *bisa dibilang ini efek acara tipi*

Ada yang unik nih, diantara mereka semua ada dua orang pengen jadi DESIGNER baju..*mungkin ini efek rumah yang terlalu deket sama Thamrin City* dan satu lagi DISEYNER *mungkin ini sama kaya designer maksudnya*

Lomba pun dimulai, kita bahas dari Grup A. Pertanyaan pertama lancar soal IPA. Pertanyaan kedua mulai keliatan gelagatnya, si bocah bukannya pencet bel dulu..malah nunjuk-nunjuk dulu sambil tereak jawabannya macam Jaja Miharja di kuis dangdut. Haha!! Anaknya masih SD, klo jawab nyolot. Pas masuk pertanyaan siapa nama Gubernur DKI sekarang, si bocah pun berdiri, nunjuk-nunjuk dulu, terus tereak."Joko Widodo". Ah! Siapa yang ga kenal Pak Jokowi.

Temennya yang SMP kalem jawab beberapa pertanyaan, yang satu lagi sibuk ngunyah makanan hahaha.
Beralih ke Grup B, doi kebagian pertanyaan orang populer juga. Yang saking bernafsunya salah sebut jadi "Barrack Odama eh Obama!".

Terus ke pertanyaan IPA, soalnya adalah apa sebutan hewan yang bereproduksi dengan cara melahirkan. Bukan bertelur. Lamaaaa banget mikirnya sampe akhirnya keliatan mantep tampangnya dan teriak. "Gajah!". Huahahahah! Emang sih gajah melahirkan, tapi maksudnya bukan itu. Maksudnya adalah vivipar.

Terus ke soal, siapa pencipta lagu Indonesia Raya. Dia ragu, tapi tetep coba jawab."Hajiii...Hajiiii. Haji Muntahar!" Meledaklah tawa orang sekampung, dan komentar candaan berdatangan. "Kebanyakan nonton tukang bubur naek haji nih!" Begitu.

Di Grup C, ada pertanyaan soal kera putih yang menolong Rama dalam lakon Ramayana. Dengan pede dia mengambil mic dan menjawab. "KERA SAKTIIII!!" yang ini bener-bener dahsyat, soalnya si temen pat kai disebut-sebut.

Komentar pun berdatangan. "Yaaa kan emang sama-sama monyet si Sun Go Kong ama Hanoman. Kita ga pernah tau, sapa tao Go Kong ama Hanoman ternyata temen pesbuk."

Begitu pokoknya deh, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya juga unik apalagi dengan ekspresi mereka.

Kelar lomba, yang tua tua ga mao ngalah dan pengen eksis juga. Akhirnya dibikinlah lomba dengan pertanyaan yang ngaco..dan makin ngaco jawabannya.

Gue sih nikmatin ajah waktu-waktu begini, eksis di kampung selagi masih bisa. Dua tiga taon lagi belom tentu ini kampung masih ada, bisa aja abis blas. Mengingat letaknya yang bener-bener di pusat kota. Belom tentu 5 atau 10 taon lagi kita bakal ketemu lingkungan yang sama. Lingkungan dimana berbaur jadi esensi penting dalam eksistensi sebagai mahkluk sosial, ga sekedar berinteraksi via jejaring sosial aja.

Dinikmatin aja, sebelom nantinya kita jadi warga ibukota yang sangat individualis seperti warga-warga ibukota di negara maju lainnya, yang kepedulian sosialnya terus terkikis.
Mungkin udah jarang anak muda yang berbaur sama lingkungan rumah mereka, ato bahkan ga kenal sama tetangga mereka sendiri. Ato bahkan salaman sama orang-orang di mesjid dan saling memafkan menjadi hal asing bagi mereka. Nikmatin aja proses pergunjingan yang ada dengan batasan-batasan tertentu, yang penting kita masih bisa ketawa sama-sama.
Sekian

Xoxo

Minggu, 18 Agustus 2013

Mencoba Donut Brazil

Aloha, untuk pertama sejak saya nge-blog. Kayaknya baru kali ini bahas soal kuliner. Tapi kuliner sayah mah ga jauh-jauh, yang inget ama yang deket aja. Sebenarnya pas jalan-jalan kemana gitu suka potretin makanannya dengan niat suatu saat bakal di posting di blog ini. Tapi ga pernah kesampean, makanan keburu ludas..niat keburu kandas.

Sip, kita mulai. Beberapa waktu lalu *kalimat keterangan waktu yang tepat untuk orang pelupa macam sayah, hehehe* ketika lagi blogwalking saya lihat banyak blogger makanan yang review soal donat asal brazil. Donat yang ga bolong tengahnya dan gak bulat. Namanya Churros.

Donat ini bentuknya panjang, dan cara makannya biasanya dicelupkan atau di dipping ke coklat cair. Slurrrp! Ngeliat reviewnyanya ajah saya udah ngiler. Salah satu restoran yang menyediakan menu Churros ini adalah Churreria yang ada di Grand Indonesia lantai UG West Mall. Tepat di sebrangnya Forever 21.

Menu utama di cafe ini emang donat yang ga bolong itu, dengan merogoh kocek sebesar Rp 28.000 kamu udah bisa dapatin 4 Churros dengan optional icing (sugar/cinnamon) dan satu dipping (coklat susu/white coklat/dark chocolate/satu lagi lupa hehehehe).



Sayah kebetulan coba yang porsi 6 churros dan dua pilihan dipping yaitu milk chocolate dan dark chocolate dengan taburan gula. Harganya sekitar Rp 48.000, hehehe ini bisa buat berdua. Tadinya mau pesen yang opsi 12 churros dan 4 dipping, tapi makan 3 biji ajah ternyata kenyang bangett ngett.

Untuk minuman, menu unggulan Cafe Churreria ini masih seputar coklat, kopi dan kerabat-kerabatnya. Coklatnya, kata tulisan di menu, khas dari Spanyol dan diolah dengan teknik khusus. Berhubung sayah berpikir bakal enek banget minum coklat karena akan makan donut tercelup coklat saya pilih minum Kopi aja, Mocha Float, dengan kadar esspresso minta tidak terlalu kental.



Minuman ini segelasnya dihargai sebesar Rp 38 ribu, mahal ya boo. Tapi kalo kata iklan, kopi 40 ribu harus bisa ngewifi berjam-jam biar setimpal. Eh ternyata, wifinya ga begitu kenceng :((
Sementara teman saya, Maikel, haqqul yakin mau minum coklat asli menu andalannya Cafe Churreria, Royal Chocolate yang secangkirnya Rp 30 ribu. Duh ngeliat coklatnya yang begitu kental, nyicip itu minuman aja sayah ga berani.



Secara keseluruhan, donat dengan cita rasa latin ini emang wajib buat dicoba. Apalagi pas panas-panas lalu langsung dicelup ke coklatnya. Slurrrrrp!!! Delicioso *bener gak tuh? Ngikutin Dora aja sayah mah..hehehe*

Selamat mencoba